11 Hal Kenapa Pendukung Klub Lain Benci Manchester United

11 Hal Kenapa Pendukung Klub Lain Benci Manchester United


Yeah, kali ini ane mau bahas tentang klub kesayangan dari dulu. yes Manchester United !!! klub dengan pendukung terbanyak didunia (katanya). Dari pertama kenal sepakbola, MU adalah klub yang ane sukai, gak tau kenapa mungkin dulu karena ada pemain-pemain yang sangat tenar pada jamannya kyk Becks, nistelrooy , ronaldo. Lantas, kenapa sih fans klub lain kebanyakan cenderung membenci United ? ini dia 11 alasannya, ana ambil dari kaskus gan. monggo disimak.


11. Eric Cantona



Tendangan kung fu, gocekan aduhai hingga kerah naik plus rambut cepak yang sukses membuat anak-anak hingga orang dewasa di Indonesia bahkan di seluruh dunia saat itu melakukan hal yang sama, selalu menaikkan kerahnya agar kelihatan lebih cool agar mirip dengan Cantona, semua itu menjadikan dirinya sempurna di Manchester United.
When the seagulls follow the trawler, it is because they think sardines will be thrown into the sea


10. Klub Dengan Pendukung Terbanyak Sedunia


Anda baru menyukai sepak bola dan belum memiliki tim yang akan di dukung? Coba cari tim lain selain Manchester United, karena tim ini pada musim 2012/13 menyatakan bahwa mereka memiliki pendukung sebanyak 659 juta di seluruh dunia. Indonesia sendiri menyumbangkan sebanyak 55 juta pendukung (data tahun 2012/13). 
Indonesia sendiri dengan jumlah populasi yang mencapai 255 juta orang masih kalah dengan total pendukung United di seluruh dunia. Bayangkan apabila Manchester United melakukan gathering internasional dan pendukungnya dari seluruh dunia datang? Bisa terbayang kan bagaimana merahnya tempat gathering tersebut. Dan data tersebut kita dapatkan pada musim 2012/13, coba bayangkan, berapa banyak pendukung setan merah pada akhir musim 2015/16 nanti?


9. Klub Inggris Terkaya 2015




Finis di urutan ketujuh dua musim lalu dan tidak bermain di Liga Champions musim lalu bukan menjadi masalah bagi Manchester United, buktinya tahun ini majalah Forbes merilis tim-tim sepak bola terkaya di dunia dan hasilnya? Juara Inggris 20 kali ini berada di urutan ketiga dengan total nilai kekayaan $3.10 milyar di bawah Real Madrid ($3.26 milyar) dan FC Barcelona ($3.17 milyar) yang musim lalu sukses menjadi juara La Liga dan Liga Champions.
Tim Inggris lain? Pesaing terdekat United adalah Manchester City yang berada di urutan lima dalam daftar tersebut dengan kekayaan mencapai $1.37 milyar, sedangkan juara Inggris musim lalu, Chelsea, yang juga juara Piala Liga, berada di urutan enam dengan kekayaan $1.36 milyar.
Musim ini dengan bermain di Liga Champions dan juga banyaknya sponsor baru bisa membuat kekayaan dari tim yang dimiliki oleh keluarga Glazers ini melonjak tinggi pada akhir musim nanti, kita lihat saja. Jadi, pendukung tim lain sepertinya harus gigit jari. Walaupun tidak bermain di Eropa dan gagal total selama dua musim terakhir, Manchester United tetap mendapatkan keuntungan besar. Iri? 


8. Lulusan Akademi Sepak Bola United Tersebar di Seluruh Eropa




Selain Class of 92, siapa pemain akademi Manchester United yang Anda kenal? James Wilson, Adnan Januzaj, Jesse Lingard atau Paddy McNair? Bukan.. bukan itu yang kami maksud. Jebolan dari akademi United ada di mana-mana. Mereka dilabeli sebagai "pemain gagal" di Manchester United, tetapi sukses menjadi pilar utama di klub lain.
Kita mulai dari era 90an dengan Robbie Savage dan Keith Gillespie yang juga bermain di skuat Class of 92. Savage yang gagal menembus tim utama United malah menjadi legenda di Crewe Alexandra, Leicester City, Birmingham City, Blackburn Rovers dan terakhir di Derby County. Sedangkan Gillespie yang pindah ke Newcastle United karena dirinya masuk dalam kesepakatan transfer Andy Cole yang dibeli Manchester United saat itu, sukses membuktikan dirinya di St. James Park. Hal ini membuat Sir Alex mengakui telah melakukan kesalahan karena melepasnya demi mendapatkan penyerang legendaris United tersebut. Setelah di Newcastle, Gillespie bermain di Blackburn dan sukses menjadi pemain penting selama disana.
Tahun 90an banyak pemain lulusan akademi United yang memiliki potensi tetapi gagal menembus tim utama karena banyaknya pemain bintang di skuat utama. Boran Djordjic, Danny Webber, Jonathan Greening, Ronnie Wallwork dan masih banyak lagi produk akademi setan merah yang melanglang buana di seluruh dunia.
Pada era 2000 hingga sekarang, akademi United menelurkan banyak pemain berbakat dan sekarang sudah menjadi pemain kunci timnya masing-masing. Tercatat ada nama-nama seperti Giuseppe Rossi (Fiorentina), Ryan Shawcross (Stoke City), Paul Pogba (Juventus), Gerard Pique (Barcelona), Matty James (Leicester City), Danny Drinkwater (Leicester City), Fraizer Campbell (Crystal Palace), Danny Welbeck (Arsenal), Tom Cleverley (Everton), Darron Gibson (Everton), Ron-Robert Zieler (Hannover 96), Paul McShane (Reading), Robbie Brady (Norwich City), Corry Evans (Blackburn Rovers), Alex Bruce (Hull City), Kieran Richardson (Aston Villa), Craig Cathcart (Watford), David Jones (Burnley) dan masih banyak lagi nama-nama lulusan akademi Manchester United yang menjadi pemain utama di klubnya sekarang.


7. Fergie Time


Fergie time! Ya, kalimat tersebut adalah kalimat yang paling dibenci oleh pendukung tim lawan yang sedang berhadapan dengan Manchester United. Selama dua dekade lebih, terlebih setelah mereka memenangkan treble di musim 98/99, anak asuh Sir Alex Ferguson (maaf Moyes dan Van Gaal, kalian berdua belum memberikan momen-momen dramatis sekelas Sir Alex) selalu berhasil memanfaatkan sisa waktu yang ada, mau itu satu menit, dua menit atau bahkan beberapa detik, mereka selalu bisa memberikan momen-momen dramatis.
Dua gol menit akhir pada final Liga Champions 98/99 di Camp Nou sukses membuat Samuel Kuffour menangis dan Lothar Matthäus dibuat terdiam membisu di bangku cadangan. Banyak momen-momen dramatis ala United yang pantas diberikan Piala Oscar, karena membuat para pendukungnya "terapi jantung" selama pertandingan apalagi saat memasuki menit-menit akhir pertandingan. Tetapi, momen yang mungkin masih kita ingat adalah saat pemain asal Merseyside yang asli didikan akademi Liverpool sukses mencetak gol kemenangan Manchester United dalam derby Manchester pada menit ke tujuh injury time. 




Michael Owen yang musim 2009/2010 bergabung bersama klub yang mungkin tidak terpikirkan olehnya untuk dibela sepanjang karirnya, menerima umpan terobosan akurat dari Ryan Giggs di menit-menit akhir pertandingan, sebelum dia melepaskan tembakan terarah khasnya ke gawang Shay Given yang sepanjang pertandingan bermain luar biasa kokoh di lini belakang City, gol itu mengubah skor menjadi 4-3 untuk kemenangan Manchester United.
Gol Owen tersebut langsung disambut suka cita oleh pendukung dan juga staff Manchester United. Mark Hughes yang kala itu menjadi pelatih City terlihat memperlihatkan jam tangannya kepada wasit sembari melayangkan protes keras tentang lamanya waktu injury time yang diberikan.
Musim ini? Sejauh ini kita belum menyaksikan momen-momen dramatis di menit-menit akhir pertandingan selain gol perdana Anthony Martial di akhir pertandingan melawan Liverpool dua pekan lalu. Van Gaal time?




6. Old Trafford




Theatre of dreams, sebutan bagi kandang Manchester United. Dengan kapasitas 76.100 kursi, membuat stadion yang resmi dibuka pada tahun 1910 ini menjadi stadion kedua terbesar di Inggris di bawah Wembley yang memiliki kapasitas sebanyak 90.000 kursi.
Pada tahun 2003, Old Trafford sukses menjadi venue final Liga Champions musim itu antara AC Milan melawan Juventus, menjadikan kandang Manchester United ini sebagai kandang pertama dan satu-satunya dari klub Premier League yang dijadikan venue final Liga Champions sepanjang sejarah kompetisi antar klub terbesar dunia tersebut berlangsung.
Hingga saat ini belum ada stadion dari klub-klub Inggris yang dijadikan venue final Liga Champions. Ingat, Wembley bukan kandang dari klub Inggris, stadion terbesar dan kebanggaan Inggris tersebut hanya menjadi kandang dari tim nasional Inggris dan menjadi venue konser-konser band atau penyanyi papan atas dunia.


5. Tim Terbaik di Manchester, Siapa itu Manchester City?




Coba kalian yang sekarang mendukung Manchester City ingat kembali sepuluh tahun yang lalu tim yang sekarang kalian dukung itu berada di urutan berapa? Mungkin terdengar kasar, tetapi kalau kita ingat sejak awal 90an kala Sir Alex baru saja mengambil alih United, tim sekota dengan jersey warna biru ini selalu hilang dari sorotan publik, walaupun di kota Manchester sendiri, pendukung City lebih banyak dari United, suara nyaring mereka baru terdengar pada tahun 2008.

Tetapi tidak bisa kita pungkiri lagi, derby Manchester adalah salah satu laga panas yang sarat makna di Inggris bahkan dunia bagi para pendukung masing-masing tim. City yang mulai bangkit setelah Thaksin Shinawatra mengambil alih kepemilikan klub ini dengan mendatangkan Robinho pada tahun 2008 dan hanya sukses berada di urutan ke 9 pada akhir klasemen, sedangkan Manchester United musim itu sukses menjadi juara, sebuah perbedaan yang sangat jauh.

Setelah itu, Abu Dhabi United Group mengambil alih kepemilikan City yang membuat "tetangga berisik" ini perlahan tapi pasti bangkit dan menjelma menjadi salah satu kekuatan baru Inggris. Nama-nama besar terus mereka datangkan demi mematahkan dominasi Manchester United. Puncaknya terjadi di musim 2011/12 di bawah asuhan Roberto Mancini, Citizen berhasil menjadi juara Premier League untuk pertama kalinya sejak terakhir kali mereka menjadi juara di musim 1967/68 dan mereka menjadi juara hanya karena unggul selisih gol dari Manchester United.
Semusim setelah itu, SAF dan skuatnya mengamuk dan tidak memberi ampun tetangganya tersebut untuk mempertahankan gelarnya di Premier League. United sukses memastikan juara Premier League 2012/13 pada bulan April kala mereka mengalahkan Aston Villa 3-0 di Old Trafford dan liga masih menyisakan empat pertandingan lagi.

Tetapi kita tidak usah membandingkan persaingan kedua tim saat ini, coba kita tengok kembali piala yang ada di lemari Manchester City dan United. 

Manchester City: 4 Premier League, 5 Piala FA, 3 Piala Liga, 4 Community Shield, 1 Piala Winners.
Manchester United: 20 Premier League, 11 Piala FA, 4 Piala Liga, 20 Community Shield, 3 Liga Champions, 1 Piala Winners, 1 Piala Super Eropa, 1 Piala Interkontinental, 1 Piala Dunia antar klub.
Terlihat jelas perbedaannya bukan? Jadi siapa tim terbaik kota Manchester?


4. Treble




Siapa yang mendadak langsung jatuh cinta dengan Manchester United setelah melihat Ole Gunnar Solskjær dan Teddy Sheringham mencetak dua gol kemenangan pada menit-menit akhir final Liga Champions 98/99 melawan Bayern Munich di Camp Nou? Sudah, mengaku saja. Musim 1998/99 adalah musim terbaik bagi Manchester United sepanjang sejarah mereka. 

Setelah ditinggal pensiun oleh legenda mereka, Eric Cantona pada akhir musim 96/97 yang berujung kegagalan di musim 97/98 di mana gelar juara liga mereka lepas ke tangan Arsenal, Sir Alex Ferguson langsung bergerak cepat dengan membenahi skuatnya di musim selanjutnya. David Beckham yang menjadi kambing hitam kegagalan Inggris di Piala Dunia 98 berhasil menjelma menjadi pemain andalan Sri Alex Ferguson pada musim ini.

Bayangkan di skuat mereka kala itu, di sayap kanan ada Becks dengan umpan akuratnya, di sayap kiri, Ryan Giggs meliuk-liuk melewati lawan dengan dribble andalannya. Roy Keane dan Paul Scholes di tengah membuat para pemain depan benar-benar dimanjakan oleh umpan-umpan akurat dari lini tengah mereka. Sedangkan lini depan mereka, duet Andy Cole dan Dwight Yorke tidak usah diragukan lagi keganasannya di depan gawang lawan-lawannya.
Sungguh indah masa-masa itu ya... Oh iya satu lagi, Manchester United adalah tim Inggris pertama yang berhasil mendapatkan tiga gelar dalam satu musim (Premier League, Piala FA dan Liga Champions). Tim terbaik dunia saat ini, Barcelona, baru bisa melakukan treble 10 tahun kemudian.


3. Juara Liga Inggris Terbanyak




Siapa yang paling banyak menjadi juara Liga Inggris sejauh ini? Chelsea? Liverpool? Arsenal? atau City? Lupakan nama-nama tersebut. Sudah jelas yang tak lain dan bukan adalah Manchester United. Sebenarnya tidak terlalu penting kami menanyakan siapa yang paling banyak juara, karena hal ini adalah hal yang paling dibanggakan oleh para pendukung Setan Merah di seluruh dunia.
Liverpool pada era 80 awal hingga akhir sangat mendominasi Inggris, tetapi dengan kedatangan Sir Alex Ferguson pada akhir 80an berhasil mengubah semuanya. SAF bukan hanya berani menantang Liverpool yang kala itu adalah tim terbesar di Inggris bahkan Eropa. Pelatih asal Skotlandia tersebut dengan lantang mengeluarkan komentar bahwa dia ingin sekali mengalahkan rekor Liverpool yang kala itu sudah 19 kali menjadi juara Inggris.

Berawal dari awal 90an hingga terakhir kali United menjadi juara dua musim lalu yang juga musim terakhir Sir Alex Ferguson, Manchester United total telah menjadi juara Liga Inggris sebanyak 20 kali, dan dalam kurun waktu itu juga, Liverpool selalu gagal menjadi juara. 

My greatest challenge is not what's happening at the moment, my greatest challenge was knocking Liverpool right off their fucking perch. And you can print that. - Sir Alex Ferguson.


2. Class of 92



Yang mengenal nama-nama seperti David Beckham, Ryan Giggs, Nicky Butt, Paul Scholes dan Neville bersaudara sudah dapat kita pastikan bahwa umur mereka kini telah mencapai 30an atau bahkan lebih, coba mengaku saja. Beruntunglah kalian yang pernah menyaksikan pemain-pemain legendaris tersebut bermain secara langsung maupun hanya melalui layar kaca.
Ryan Giggs adalah pemain terakhir yang pensiun sebelum pada musim sebelumnya Phil Neville, Paul Scholes dan David Beckham juga menyatakan pensiun. Kombinasi dari para pemain itu sukses menjadi tulang punggung skuat Manchester United selama dua dekade lebih.

Bahkan kedatangan para pemain baru yang berlabel bintang tidak bisa menghilangkan nama-nama lulusan akademi United ini tersingkir. Nama-nama sebesar Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney pun menaruh hormat yang sangat tinggi kepada para senior-seniornya tersebut.
Ada cerita yang melegenda, entah ini benar terjadi atau tidak, ada sebuah momen menggelikan terjadi kala sesi latihan di Carrington. Saat itu Paul Scholes menantang Ronaldo untuk melepaskan tembakan atau umpan ke sebuah pohon yang jaraknya sangat jauh, tentu saja, Ronaldo dengan jiwa kompetitifnya langsung mengiyakan hal itu, Scholes dengan mudah melepaskan tendangan akuratnya hanya dalam sekali tembakan yang langsung mengenai sasaran. Sedangkan Ronaldo? Hingga sesi latihan selesai, tendangannya tidak pernah bisa mengenai sasaran.

Jadi betapa bahagia dan sombongnya para pendukung Manchester United memiliki para pemain lulusan asli akademi ini? Ingat tidak semua pendukung Setan Merah saat ini pernah melihat langsung bagaimana kehebatan para pemain tersebut, jadi masih bangga?


1. Sir Alex Ferguson




Siapa yang tidak mengenal sosok asal Skotlandia ini? Hampir dipecat pada awal karirnya bersama Manchester United, pelatih yang gemar memakan permen karet ini berubah menjadi legenda di akhir karir kepelatihannya bersama tim yang dilatihnya selama 26 tahun. 

Ya, sosok Sir Alex Ferguson adalah sosok krusial dan juga tidak tergantikan di Old Trafford saat menjadi orang nomor satu disana. Tidak selamanya Sir Alex membuat keputusan yang benar, tercatat ada beberapa kali keputusannya salah dan menjadi bumerang bagi dirinya dan juga United, seperti menjual Jaap Stam ke Lazio, ingat kan? Atau memainkan Taibi yang akhirnya membuat blunder abad ini? Tetapi yang hebat darinya adalah, dia selalu bisa keluar dari tekanan setelah melakukan kesalahan. Gambaran yang paling kita ingat adalah kala dirinya menjual bintang-bintangnya seperti Paul Ince, Mark Hughes, Andrei Kanchelskis pada musim 1995/96 dan menggantinya dengan para pemain muda yang kita tau sekarang sudah menjadi legenda.

Kalah dari Aston Villa 1-3 di pertandingan pertama musim itu, Sir Alex langsung menjadi incaran utama para pandit ternama Inggris, salah satunya adalah Alan Hansen yang berkomentar, "Anda tidak akan bisa menang dengan anak-anak kecil". Well, komentar dari mantan pemain Liverpool tersebut langsung di jawab oleh SAF dengan langsung mempersembahkan gelar ganda di musim itu juga (Liga Inggris dan Piala FA). 

Setelah itu kita semua tahu apa yang terjadi dengan Manchester United kan? Tim ini mendominasi Inggris dan Eropa selama dua dekade lebih dengan berbekal pemain-pemain muda lulusan akademi mereka yang dicampur dengan pemain bintang yang mereka datangkan pada awal musim.
Siapa pelatih yang bisa memaksimalkan bakat dari Danny Welbeck, Tom Cleverley, Alan Smith, Kieran Richardson, David Bellion hingga Van Der Gouw? Sepertinya hanya pelatih Skotlandia ini saja yang bisa melakukan hal itu. Ingat bagaimana SAF sangat percaya kepada Jonny Evans yang sekarang bermain di West Brom untuk menjadi pilar utama pertahanan United? Bagaimana dia lebih memilih untuk memainkan Danny Welbeck ketimbang Wayne Rooney kala melawan Real Madrid di Liga Champions 2012/13? Ya, di era sepak bola modern sekarang ini, tidak banyak pelatih yang bisa melakukan hal-hal yang dilakukan oleh Sir Alex.

Lihat betapa kacaunya United setelah ditinggal olehnya, David Moyes yang menggunakan pemain yang kurang lebih sama (hanya menambah Fellaini dan Mata) terbukti gagal total. Van Gaal? Pelatih Belanda ini harus mendatangkan banyak pemain bintang hanya untuk bisa berada di urutan ke empat akhir klasemen lalu, Angel Di Maria, Marcos Rojo, Daley Blind, Luke Shaw, Ander Herrera, Falcao adalah pemain yang dibelinya musim lalu. Musim ini? Lebih gila lagi, Bastian Schweinsteiger, Morgan Schneiderlin, Matteo Darmian, Anthony Martial, Romero dan Memphis Depay sukses dibawanya untuk bersaing mendapatkan gelar juara liga musim ini.

Siapa bintang yang Sir Alex beli? Hmmmm.. coba kami pikirkan, CR7? Tidak dia dibeli saat masih muda dan belum menjadi bintang. Wayne Rooney? Ya dia sudah menjadi bintang muda yang berhasil menghentikan rekor tak terkalahkan Arsenal, tetapi lihat betapa lamanya Wazza bermain di Old Trafford dan kini menjadi kapten? Harga mahal yang dibayarkan United kepada Everton sepertinya tidak berarti lagi.

Tidak akan ada habisnya kalau kita membicarakan pelatih ini, karena Sir Alex lah, Manchester United bisa berada di level seperti ini. Pelatih yang terkenal dengan hairdryer treatment nya ini sukses membangun skuatnya untuk beberapa generasi, hingga saat musim terakhirnya, dirinya meninggalkan Adnan Januzaj, David De Gea, Phil Jones dan Chris Smalling untuk menjadi tumpuan utama United dalam beberapa tahun ke depan. 

Kala dia menyatakan pensiun pada Mei 2013, semua orang terkejut, sedih dan tidak mengerti apa alasan utamanya. Walaupun ternyata alasan utama Sir Alex pensiun dari sepak bola adalah karena alasan keluarga, istrinya Cathy Ferguson lebih membutuhkan dirinya dibandingkan Manchester United dan juga para pendukungnya di seluruh dunia.
Terima kasih Sir Alexander Chapman Ferguson, karena Anda, Manchester United berhasil menjadi klub Inggris tersukses sejak tahun 90an hingga saat ini dan membuat jutaan pendukung tim lain iri dan menjadi sangat membenci tim yang Anda asuh selama 26 tahun ini. Football, bloody hell!.


Daftar Pustaka :


Load comments