Perihal makan

Perihal makan

gambar hanya sebagai penyedap, ini salah satu makanan enak yang pernah saya makan


Saya tidak habis fikir, ada orang yang membuat sebuah posting menyalahkan sebuah platform jasa antar makanan online. Kronologinya kurang lebih seperti ini (berdasarkan yang saya tangkap dari video di twitter): Beliau ini pesan sebuah makanan di salah satu aplikasi ojek online, kemudian makanan yang dipesan sampai dan langsung disantap. Ketika makanan setengah habis, istrinya bertanya tentang makanan apa itu, kemudian digoogling itu makanan dan ternyata itu adalah Babi. 

Yang menjadi permasalahan adalah:
1. Video itu memancing perhatian warganet karena si beliau ini terkesan menyalahkan platform dan penjual makanan tersebut. 
2. Selain itu, jika saja beliau ini mengklik "see details" yang ada pada platform tersebut, pastilah keluar semua tuh, jenis olahan apa tempat makan itu. Sebuah kesalahan yang sangat bisa diantisipasi di awal, bahkan enggak perlu sampe googling.

Bagi saya, mengetahui makanan yang akan kita santap adalah sebuah keharusan (apapun kondisinya, meskipun lapar setengah mati ya). Kesalahan semacam ini jika terjadi pada saya, akan membuat saya sangat malu dan tidak akan membuat video demikian. Bagaimana tidak, itu seperti mengunggah kebodohan sendiri di muka umum (tanpa ada unsur komedi sama sekali). 


Mungkin maksud bapak yang satu ini baik, untuk memberi masukan kepada platform dan penjual makanan tersebut agar diberi label non-halal. Namun hal itu sebenarnya juga bisa diinformasikan dengan cara yang lebih elegan, bukan seperti ini:
 

Jadi kesimpulan dari kejadian ini adalah:
Makan adalah salah satu kegiatan primer manusia. "What Your Eating Habits Say About Your Personality". Kalau orangnya pemikir, pasti selalu ingin tau makanan apa yang bakal masuk ke mulutnya.
Jangan membuat diri terlihat bodoh dengan menyalahkan orang lain atas kesalahan konyol diri sendiri.  

Load comments